Friday, November 27, 2015

Anak yang nakal, atau orangtua nakal???

Anak yang Nakal, atau Orangtua yang Nakal ???
Oleh : Elsya Pratiwi

Jika kita sedang membaca berbagai artikel di internet, banyak sekali yang mengulas mengenai anak nakal, tips untuk menghadapi anak nakal, cara menangani anak nakal, dan semacamnya. Sebagai orangtua atau guru pernahkah terlintas difikiran mengenai bagaimana jika sebenarnya orangtua lah yang nakal? Pernah kah terfikir bagaimana mendidik diri sendiri untuk tidak menjadi orangtua yang “nakal”?

Anak merupakan anugerah terindah yang diberikan Tuhan kepada orangtua. Ketika seorang anak lahir dia adalah individu yang memiliki potensi untuk mengkonstruk lingkungan sekitarnya. Dan, orangtua lah teman pertama yang akan mengajarkan anak mengenai berbagai hal. Iya, teman. Jika ingin menjadi orangtua yang baik mulailah dengan menyebut dirimu sebagai teman nya.

Banyak sekali sekolah untuk menjadi dokter, guru, insinyur, polisi, dan lain-lain. Tetapi, tak ada sekolah untuk menjadi orangtua yang baik.

Dalam mendidik anak, orangtua kebanyakan meniru apa yang didapatnya dahulu dari orangtuanya. Mereka akan meniru pola asuh yang mungkin sudah membudaya. Padahal, untuk setiap anak memiliki karakter yang berbeda, dan orangtua harus menyesuaikan pola asuh sesuai dengan karakter anak.

Menjadi orangtua tidaklah mudah. Namun anehnya, sekarang mudah sekali para pemuda memutuskan untuk menjadi orangtua. Tamatan SMP bahkan SD sudah banyak yang memiliki anak. Jika untuk bekerja sebagai buruh pabrik saja, kalian memerlukan ijazah SMA sederajat. Mengapa untuk menjadi orangtua ijazah SD saja sudah cukup? Miris bukan? Padahal, menjadi orangtua adalah pekerjaan tersulit. Mereka harus mendidik individu baru untuk bisa survive di dunia ini.

Oleh karena itu, dalam mendidik anak orangtua seringkali meremehkan hal kecil yang sebenarnya sangat fatal untuk perkembangan anak. Misalnya saja, sering menyebut anaknya dengan sebutan “anak nakal”. Labeling seperti itu, jika sering dilakukan akan terpatri dalam memori anak dan membuat anak meyakini kalau dia memang benar-benar nakal. Dari hal tersebut saja, bisa terlihat bukan bahwa sebenarnya orangtua lah yang nakal?

Anak nakal, karena ada penyebab dan alasannya. Bisa jadi orangtua lah yang menjadi alasannya.

“kamu nakal, lari-lari terus, main kotor-kotoran padahal baru habis mand”
“kamu nakal, berantakin mainan terus”
“kamu nakal, main hp terus”
“kamu nakal ngompol dicelana, gamau ngerjain PR, ga nurut sama mamah”

Wah wah. Banyak sekali ya label nakal yang diberikan orangtua kepada anak. Anak melakukan hal yang menurut orangtua “nakal” karena mereka memang anak-anak. Begitulah anak-anak diciptakan. Bukannya justru aneh jika melihat anak kita diam saja nonton tv, atau duduk di sofa seperti orang dewasa?

Seringkali orangtua hanya bisa melarang anak, tanpa menjelaskan alasan mengapa hal itu tidak boleh dilakukan. Disitulah letak kenakalan orangtua. Anak-anak tentu tidak mengerti ketika dia dilarang main hujan-hujanan karena menurutnya itu hal yang sangat menyenangkan. Orangtua lah yang harus menjelaskan agar anak mengerti. Reasoning seperti itu, jika menjadi kebiasaan orangtua dalam mendidik anak, akan mengembangkan kemampuan berfikir anak dan pemahaman anak mengenai segala sesuatu.

Ketika kita meminta anak untuk melakukan segala sesuatu, berilah dia contoh bagaimana cara melakukannya. Banyak sekali kasus yang terjadi, orangtua melarang anak melakukan sesuatu, tetapi dia sendiri melakukan hal itu. Atau orangtua meminta anak untuk melakukan seuatu, tetapi dia tidak memberi contoh bagaimana melakukannya.

“apakah pernah ketika meminta anak beajar, lalu kamu menemaninya belajar. Atau kamu membaca buku disampingnya yang sedang belajar?”
“apakah pernah ketika kamu melarang anak memakai gadget, lalu kamu mengajak nya bermain diluar dan menyimpan gadgetmu?”

Padahal, orangtua adalah Role model yang segala sesuatu yang dlakukan orangtua akan ditiru oleh anak. Sebenarnya mudah sekali mendidik anak menuruti apa yang orangtua inginkan. Cukup dengan, melakukan juga apa yang anda ajarkan kepadanya. Namun sayangnya yang terjadi justru sebaliknya, orangtua meminta anaknya belajar, namun ia nya sendiri justru asik menonton sinetron. Apakah ini yang disebut anak yang nakal?


Meskipun title “orangtua” sudah dimiliki. Namun, bukan berarti orangtua berhenti belajar. Justru ketika menjadi orangtua banyak sekali hal yang perlu dipelajari. Stop mendidik anak dengan mengikuti gaya orangtua kita dahulu. Jadilah orangtua kreativ yang mendidik anak sesuai dengan potensi yang mereka miliki. Karena, semua anak berbeda. Dan jangan jadikan perbedaan itu menjadi penyebab anak hancur. 

Bedah film

Bedah Film

INSIDE OUT

 “Do you ever look at someone and wonder: what is going on inside your head“Itulah kalimat pertama dalam film Inside Out. Mendengar kalimat pertama saja sudah membuat kita penasaran bukan untuk menonton film ini?


Yup, guys.. Film ini sangat menarik untuk kita tonton karena memiliki makna yang sangat luar biasa dan ide cerita film ini sangat dekat dengan kehidupan kita. Semua orang pasti pernah mengalaminya.Inside Out bercerita tentang isi kepala Riley, seorang gadis kecil berusia 11 tahun yang memiliki berbagai emosi yang ada dalam dirinya. Dalam pikiran Riley, terdapat lima wujud emosi yaitu joy (bahagia), sadness (kesedihan), fear (takut), disgust (jijik) dan anger (marah). Lima wujud emosi itu tinggal di sebuah markas besar yang bernama Headquartes yaitu pada pusat kendali pikiran Riley dan membimbingnya dalam kehidupan dan kegiatannya sehari-hari.


Sejak Riley lahir, berbagai kebahagiaan dialaminya, sehingga memori inti yang dimiliki Riley penuh dengan kebahagiaan. Memori-memori itu membentuk berbagai pulau kehidupan. Pulau kehidupan yang dimiliki Riley adalah pulau keluarga, kekonyolan, persahabatan, hockey, dan kejujuran. Kelima pulau inilah yang membentuk kepribadian seorang Riley.


Namun, keadaan berubah ketika Riley memasuki usia 11 tahun. Orangtuanya pindah rumah, dan pekerjaan ayah Riley sedang bermasalah. Tentu itu berimbas pada kehidupan Riley, yang harus beradaptasi dengan lingkungan rumah dan sekolah yang baru.


Semua hal baru yang dialami Riley tidak sesuai dengan harapannya. Hal ini menyebabkan Riley sangat ingin bersedih. Namun, Joy (senang) selalu melarang Sadness (sedih) untuk memunculkan diri. Joy selalu ingin Riley bahagia. Tetapi, apakah benar jika seseorang tidak boleh sedih? Hal itulah yang menyebabkan markas besar menjadi bermasalah.


Hal yang menarik, bukan, guys? Pernahkah kamu berpikir apa yang akan terjadi jika rasa sedih kita selalu ditekan? Kita selalu berpura-pura bahagia? Dan mengabaikan semua perasaan sedih yang sebenarnya normal dimiliki oleh seseorang?


Dalam kasus Riley, ketika pertentangan antara emosi muncul, Joy dan sadness pun pergi. Tahukah kalian apa yang terjadi? Tersisa anger, disgust, dan fear di dalam markas besar. Apakah menurut kalian ketiga emosi itu bisa membuat Riley merasa senang atau sedih? Apakah bisa membuat emosi Riley seimbang dan terkendali? Jawabannya tidak. Maka anger (marah) lah yang menguasai pikiran Riley. Tentunya semua keputusan dan tindakan yang dilakukan Riley didasarkan oleh rasa marah, bukan?


Anak-anak dan remaja usia sekolah, sedang berada pada masa pencarian jati diri yang membuat emosi mereka tidak stabil. Pada usia tersebut pun, banyak sekali kejadian dalam hidupnya, baik itu positif atau negatif, menyenangkan atau tidak, yang harus mereka lalui. Guncangan akan hadir ketika kondisi berubah, dan sebagai orangtua haruslah bisa memahami apa yang anak-anak alami ketika mereka berada pada sebuah situasi baru.


Riley, selalu menekan dan menyembunyikan rasa sedihnya. Dia tidak ingin terlihat sedih di depan orangtuanya karena tak ingin mereka cemas. Namun, hal itu membuat dia semakin marah dengan keadaan. Seringkali kita melakukan hal seperti Riley, bukan? Berpura-pura bahagia. Menekan semua perasaan sedih, kecewa, rindu, dan sebagainya terhadap seseorang. Alasannya karena malu, atau karena menganggap perasaan itu tidak pantas untuk ditunjukkan. Padahal, semua emosi harus bisa dikelola dengan baik agar kita bisa hidup secara sehat, guys. Sayangnya, budaya kita memang tidak membiasakan kita untuk mengungkapkan semua perasaan kita. Tetapi, bukankah tak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu yang baik?


Ungkapkan semua yang kamu rasakan kepada orang yang kamu tuju, tanpa perlu merasa khawatir dengan respon yang akan mereka berikan. 

Reporter          : Elsya Pratiwi

Editor              : Khairunnisa Tri Suwarna

Kreatif             : Dian Purnama Sari & Masyriyah Okta Lusyana


Ini Cover majalah kami


Video redaksi lingkar BK


SELAMAT MENYAKSIKAN....:)

Thursday, November 12, 2015

Makna Lambang

Makna Lambang

Teratai memiliki makna bunga yang tumbuh di lumpur tetapi tetap indah dan mampu bertahan hidup. begitupula dengan BK. Banyak sekali orang yang belum mengenal BK. Banyak sekali yang memandang BK sebelah mata namun kami akan tetap berusaha memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai hakikat BK.

Ungu artinya pengetahuan yang tersembunyi. Banyak sekali hal-hal yang belum diketahui banyak orang dalam dunia BK.


Coklat modern canggih. Kami berusaha menyajikan informasi mengenai BK dengan memanfaatkan teknologi.


Putih. Berarti suci bersih. Kami memulai majalah ini dari awal sekali. dan berharap semoga ini menjadi awal yang baik bagi perkembangan BK


Biru. Dalam majalah ini kami menuangkan banyak ide dan kreativitas kami


Hijau semoga majalah ini bisa bermanfaat dan membuka pandangan yang baru mengenai bk


Kupu-kupu. Melambangkan sebuah proses.  

Sunday, November 8, 2015

Sekilas BK


Assalaamu'alaykum.. Hai pecinta dunia blog, ada yang baru loh.. Ada yang tau tentang bimbingan dan konseling?? Apa yang terlintas di pikiran kalian ketika mendengar kata "guru BK"? Mungkin kebanyakan dari kalian berpikiran bahwa guru BK seperti polisi sekolah, seolah tugasnya sebagai guru BK hanya berkutat pada tata tertib dan peraturan sekolah.

Tapi tau gak sih, guys?? Tugas guru BK gak hanya itu loh, atau mungkin sebenarnya itu bukan tugas guru BK. Lalu apa ya tugas guru BK sesungguhnya? Apa BK itu cuma ada di sekolah dan hanya untuk siswa? Keuntungan apa aja sih yang bisa kita dapat dari mengetahui tentang dunia BK? Mau tau lebih jauh? Yuk, jelajahi Lingkar BK dalam blog ini! Agar kita gak keliru dalam mengetahui sesuatu, dan biar kita lebih paham juga nih guys tentang dunia bimbingan dan konseling..