Tuesday, December 8, 2015

Pola Asuh Orangtua



JENIS-JENIS POLA ASUH ORANGTUA

Dalam mengasuh anak, orangtua cenderung menggunakan pola asuh tertentu. Menurut Dr. Baumrind, terdapat 3 macam pola asuh orangtua yaitu demokratis, otoriter dan permisif.

1.       Pola Asuh Otoriter (parent oriented)

Cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti, biasanya dibarengi dengan ancaman-ancaman misalnya, kalau tidak mau makan, maka tidak akan diajak bicara. Orangtua tipe ini cenderung memaksa, memerintah dan menghukum. Apabila anak tidak mau melakukan apa yang dikatakan oleh orangtua, maka orangtua tipe ini tidak segan menghukum anak. Orangtua tipe ini juga tidak mengenal kompromi dan dalam berkomunikasi biasanya bersifat satu arah. (Ira Petranto, 2005). Misalnya, sang anak harus menutup pintu kamar mandi ketika mandi tanpa penjelasan, anak laki-laki tidak boleh bermain dengan anak perempuan, melarang anak bertanya kenapa dia lahir, anak dilarang bertanya tentang lawan jenisnya. Dalam hal ini tidak mengenal kompromi. Anak suka atau tidak suka, mau atau tidak mau harus memenuhi target yang ditetapkan orangtua. Anak adalah obyek yang harus dibentuk orang tua yang merasa lebih tahu mana yang terbaik untuk anak-anaknya. (Debri, 2008).

2.       Pola Asuh Permisif (children centered)

Memberikan kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup darinya. Mereka cenderung tidak menegur/memperingatkan anak apabila anak sedang dalam bahaya dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan oleh mereka, sehingga seringkali disukai oleh anak. (Ira Petranto, 2005). Misalnya anak yang masuk kamar orangtua tanpa mengetuk pintu dibiarkan, telanjang dari kamar mandi dibiarkan begitu saja tanpa ditegur, membiarkan anak melihat gambar yang tidak layak untuk anak kecil, dengan pertimbangan anak masih kecil. Sebenarnya, orangtua yang menerapkan pola asuh seperti ini hanya tidak ingin konflik dengan anaknya. (Debri, 2008).

3.       Pola Asuh Demokratis

Memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi tidak ragu dalam mengendalikan mereka. Orangtua dengan perilaku ini bersikap rasional, selalu mendasari tindakannya pada rasio atau pemikiran-pemikiran. Orangtua tipe ini juga bersikap realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap yang berlebihan yang melampaui kemampuan anak. Orangtua tipe ini juga memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan melakukan suatu tindakan dan pendekatannya kepada anak, bersifat hangat. (Ira Petranto, 2005). Misalnya, ketika orangtua menetapkan untuk menutup pintu kamar mandi ketika sedang mandi dengan diberi penjelasan, mengetuk pintu ketika masuk kamar orangtua, memberikan penjelasan perbedaan laki-laki dan perempuan, berdiskusi tentang hal yang tidak boleh dilakukan anak misalnya tidak boleh keluar dari kamar mandi dengan telanjang, sehingga orangtua yang demokratis akan berkompromi dengan anak. (Debri, 2008).

Ira Petranto.(2005). Pola Asuh Anak. http://www.polaasuhanak.com. (Asscesed, 8th April, 12.15 pm)
Elizabeth B. Hurlock.(1999). Perkembangan Anak. Jilid 2. Jakarta: Erlangga.


7 comments:

  1. Terimakasih informasinya, saya jadi menjadi tau pola pola orangtua yang sering terjadi.

    ReplyDelete
  2. Terimakasih atas infonya, menambah pengetahuan saya tentang BK.

    Tolong contohnya ditambah lagi, dan bagaimana penerapannya dalam menyelesaikan permasalahan anak.

    Saya punya pertanyaan, bagaimana menyelesaikan permasalahan anak yang sedang berada dalam masa emosi tinggi, dan mulai kritis terhadap perkataan orang lain. Contoh anak tidak mau dimarahi, selalu menunda-nunda apabila diminta tolong orangtuanya.

    ReplyDelete
  3. Terima kasih informasinya sangat membantu untuk saya dan kita semua

    ReplyDelete
  4. Terima kasih ya buat info nya😀

    ReplyDelete
  5. Terima kasih ya buat info nya😀

    ReplyDelete