The Agent is Victim Too
Oleh : Elsya Pratiwi
Stop Bullying!!!
Bullying adalah masalah serius yang terjadi di berbagai Negara.
Bullying yang marak terjadi sekarang adalah bullying disekolah dan cyber
bullying. Banyak sekali kasus bunuh diri yang dlakukan oleh remaja karena
kasus ini.
Bullying disekolah jarang terjadi dalam bentuk kekerasan fisik, namun lebih banyak terjadi dalam bentuk kekerasan verbal dan relasional. inilah yang membuat sekolah sulit mendeteksi. Kekerasan verbal dapat berupa memberi julukan nama yang membuat seseorang tidak nyaman dengan julukan tersebut, celaan, fitnah, kritik tajam, penghinaan, intimidasi, pemalakan, perampasan barang, dan pelecehan seksual, dll.
Kekerasan relasional merupakan upaya pelemahan harga diri secara sistematis dan upaya merusak persahabatan, bentuknya seperti melihat dengan sinis, menjulurkan lidah, menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, mengejek, mengancam, mendiamkan seseorang, memanipulasi persahabatan sehingga menjadi retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan, mengirimkan surat kaleng, dll.
Bullying di sekolah umumnya bukan karena kemarahan, konflik, atau ekonomi, tetapi lebih pada memperlakukan secara tidak sopan, atau mempengaruhi dengan paksaan dan kekuatan. Sehingga motif pelakunya pun mengarah pada keinginan untuk menujukkan bahwa ia punya kekuatan, dialah yang berkuasa dilingkungannya, ingin mendapat kepuasan, ingin mendapatkan respek dari siswa lain, perasaan tidak suka, iri hati, dan sakit hati terhadap siswa lain.
Guru, ataupun pihak lainnya seringkali terlalu focus pada korban. Padahal, jika kita melihat lebih jauh sebenarnya pelaku bullying adalah korban juga. Korban dari kejahatan lain, yang biasanya lebih besar dan berasal dari lingkungannya sendiri. Bullying disebabkan oleh korban dari keadaan lingkungan yang membentuk kepribadiannya menjadi agresif dan kurang mampu mengendalikan emosi. Kebanyakan perilaku bullying berkembang dari berbagai faktor lingkungan yang kompleks.
Adapun beberapa jenis pelaku bullying adalah
Pelaku utama
Pelaku pengikut
Saksi
Banyak sekali faktor penyebab mengapa seseorang
berbuat bullying. Pada umumnya orang melakukan bullying karena merasa
tertekan, terancam, terhina, sakit hati, dendam, dan sebagainya. Jadi
sebenarnya pelaku bullying sesungguhnya juga merupakan korban dari bullying
yang dilakukan orang lain kepadanya. Sehingga perilaku ini dapat dikatakan
sebagai sebuah siklus, dalam artian pelaku saat ini kemungkinan besar merupakan
korban dari pelaku bullying sebelumnya.
Faktor sekolah: Karena pihak sekolah sering mengabaikan keberadaan bullying ini, terutama pada kasus kekerasan verbal dan relasional, anak-anak sebagai pelaku bullying akan mendapatkan penguatan terhadap perilaku mereka untuk melakukan intimidasi anak-anak yang lainnya. Bullying berkembang dengan pesat dalam lingkungan sekolah yang didalamnya terdapat perilaku diskriminatif, kurangnya pengawasan dan bimbingan etika, adanya kesenjangan besar antara siswa yang kaya dan miskin, pola kedisiplinan yang sangat kaku ataupun yang terlalu lemah, bimbingan yang tidak layak dan peraturan yang tidak konsisten.
Faktor kelompok sebaya: Anak-anak ketika berinteraksi di sekolah dan dengan teman sekitar rumah kadang kala terdorong melakukan bullying untuk membuktikan bahwa mereka bisa masuk dalam kelompok tertentu, untuk mendapatkan respek dari teman, atau untuk menunjukkan di depan teman-temannya bahwa dia punya kekuatan, dia yang paling berani, dialah orang yang berkuasa dikelompoknya.
Faktor lingkungan: Lingkungan sekitar rumah sangat besar pengaruhnya terhadap perilaku bullying, misalnya anak hidup pada lingkungan orang yang sering berkelahi atau bermusuhan, berlaku tidak sesuai dengan norma yang ada, maka anak akan mudah meniru perilaku lingkungan itu dan merasa tidak bersalah, atau menganggapnya sebagai hal yang biasa yang tidak melanggar norma.. Juga tayangan berita, sinetron, film, dan media cetak yang secara vulgar menyuguhkan kekerasan, secara tidak langsung memberi legitimasi perilaku kekerasan.
Faktor keluarga: Pelaku bullying seringkali berasal dari keluarga yang bermasalah: orangtua yang kerap menghukum anaknya secara berlebihan atau situasi rumah yang penuh stres, agresi dan permusuhan. Anak akan mempelajari perilaku bullying ketika mengamati konflik-konflik yang terjadi pada orangtua mereka dan kemudian menirunya terhadap teman-temannya. Atau sering terjadi tindak kekerasan yang dilakukan orang tua terhadap anaknya, ketika anak tidak berani melawan orang tua, maka “perlawanan” ini ditujukan pada teman-temannya.
Faktor sekolah: Karena pihak sekolah sering mengabaikan keberadaan bullying ini, terutama pada kasus kekerasan verbal dan relasional, anak-anak sebagai pelaku bullying akan mendapatkan penguatan terhadap perilaku mereka untuk melakukan intimidasi anak-anak yang lainnya. Bullying berkembang dengan pesat dalam lingkungan sekolah yang didalamnya terdapat perilaku diskriminatif, kurangnya pengawasan dan bimbingan etika, adanya kesenjangan besar antara siswa yang kaya dan miskin, pola kedisiplinan yang sangat kaku ataupun yang terlalu lemah, bimbingan yang tidak layak dan peraturan yang tidak konsisten.
Faktor kelompok sebaya: Anak-anak ketika berinteraksi di sekolah dan dengan teman sekitar rumah kadang kala terdorong melakukan bullying untuk membuktikan bahwa mereka bisa masuk dalam kelompok tertentu, untuk mendapatkan respek dari teman, atau untuk menunjukkan di depan teman-temannya bahwa dia punya kekuatan, dia yang paling berani, dialah orang yang berkuasa dikelompoknya.
Faktor lingkungan: Lingkungan sekitar rumah sangat besar pengaruhnya terhadap perilaku bullying, misalnya anak hidup pada lingkungan orang yang sering berkelahi atau bermusuhan, berlaku tidak sesuai dengan norma yang ada, maka anak akan mudah meniru perilaku lingkungan itu dan merasa tidak bersalah, atau menganggapnya sebagai hal yang biasa yang tidak melanggar norma.. Juga tayangan berita, sinetron, film, dan media cetak yang secara vulgar menyuguhkan kekerasan, secara tidak langsung memberi legitimasi perilaku kekerasan.
Jika kita sudah bisa memahami itu semua, pernahkah
terlintas dalam fikian bahwa pelaku bullying juga perlu pendampingan?
http://www.sudahdong.com/bullying-di-sekolah/pelaku-bullying/http://www.sudahdong.com/bullying-di-sekolah/pelaku-bullying/http://www.konselorsekolah.com/2012/04/mengapa-mereka-melakukan-bullying.html
Caesars Casino Review (2021) - Get $10 Free with No Deposit
ReplyDeleteCaesars Casino Review · 1. Claim your $10 토토 free poormansguidetocasinogambling bonus and receive up worrione to $20 in casino 바카라사이트 credits (30 Free Spins) · 2. Play Slots at Caesars Casino.